Sabtu, 11 Juni 2022

Zaman Perundagian

 ZAMAN PERUNDAGIAN 

sumber : https://www.gurupandai.com/zaman-perundagian/

Ø Disebut seagai masa akhir pra – aksara atau prasejarah.

Ø  Diambil dari bahasa bali dari kata Undagi, yang berarti memiliki keterampilan tertentu.

Ø  Pada masa perundagian khususnya di Indonesia, terdiri dari dua zaman logam yakni perunggu dan besi. Manusia purba pada zaman itu mencari bahan logam dengan melakukan perdagangan internasional, dengan ditemukannya bukti di situs Manuaba, Gianyar, Bali. Di situs tersebut terdapat pengerjaan pembuatan logam, namun tidak ditemukan partikel logam di situs itu. Dari tidak ditemukannya logam di situs tersebut, mengindikasihkan bahwa manusia pada zaman perundagian melakukan pertukaran internasional atau antar pulau. Kemudian mereka akhirnya juga menemukan bagaimana cara mendapatkan logam melalui pertambangan, yang ditemukan bukti Tambang Timah di Kepulauan Bangka, Balitung, dan Riau.

Ø  Meskipun sudah mengenal logam, namun manusia pada masa perundagian masih menggunakan bahan batu seperti pembuatan gerabah. Karena pada masa perundagian manusia tidak hanya bergantung pada logam saja, mereka juga menggunakan batu sebagai bahan pembuatan gerabah. Karena bahan batu itu pun masih dibutuhkan dalam perjalanan kehidupan manusia pada masa itu. Seperti contoh adanya budaya megalitik yang dicirikan oleh benda-benda dari bahan batu yang kemudian merambah ke perkembangan konsepsi kepercayaan pada masa itu.

 

      Lingkungan Alam

·      Lingkungan alam pada masa perundagian secara umum tidak berbeda dengan keadaan pada saat ini.

·        Air laut sudah cukup stabil.

·    Gejala alam seperti vulkanisme dan gerakan tektonik tetap berlangsung tetapi intensitas dan dampaknya tidak jauh berbeda dengan kondisi saat ini.


     Sosial Budaya

·       Karena sudah mengenal berbagai logam, maka logam tersebut sudah memiliki lapisan sosial.

·       Mereka biasa tinggal berkelompok yang lebih besar dengan menguasai sebuah wilayah.

·      Dipimpin oleh kepala suku, dengan penasihat seorang datuk, kepala suku dengan konsep primus interpres menjadikan kepala suku seperti seorang raja yang harus dipatuhi.


      Ekonomi

·   Sudah tidak bergantung pada alam, karena mereka sudah merambah pada sektor pertanian, peternakan, pertukaran, dan perdagangan. Pada zaman ini manusia juga melakukan perdagangan dengan jangkauan lebih,luas bahkan antar pulau,sehingga perahu bercadik memainkan peran penting pada periode ini. Perdagangan dilakukan dengan bertukar barang atau barter barang,terutama benda yang memiliki nilai magis seperti nekara serta perhiasan.

·    Masih menggunakan sistem barter, yakni menukar barang yang tidak ada kelompoknya untuk ditukar ke kelompok lain.

·      Sektor pertukangan adalah sektor bernilai tinggi pada saat itu, Karena logam digunakan sebagai alat pertanian, perkakas rumah tangga dan status sosial.

 

      Teknologi

·      Dengan adanya logam, manusia purba mulai mengusai 2 teknik. yakni, teknik a cire perdue dan bivalve :

- Teknik a cire perdue adalah teknik yang menggunakan dua keeping cetakan yang terbuat dari batu. Teknik ini merupakan teknik mencetak peralatan yang tidak menonjol seperti pembuatan kapan corong, perunggu, nekara, dan bejana perunggu. Teknik ini memiliki kelemahan. Meskipun dapat dipakai berkali – kali, namun terdapat rongga dalam benda, sehingga tidak begitu kuat.

- Teknik bivalve adalah teknik yang menggunakan lilin didalamnya. Teknik ini merupakan sebuah teknik dengan tujuan membentuk logam rumit seperti arca dan patung perunggu. Kekuatan dari teknik ini lebih lama untuk digunakan .

·    Artefak perunggu mulai ditemukan sekitar 2.000 SM hingga 500 SM pada periode B (Early period III hingga Midlle periode IV di situs Ban Chiang) (fase Non No Tha) dan level 7 disitus Ban Chiang.

·   Bukti-bukti tertua temuan artefak besi dan perunggu di Indonesia terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan yakni sekitar 500 SM.

·      Kebudayaan dongson merupakan puncak dari perkembangan teknologi logam di vietnam utara. Sejarah kebudayaan dan tradisi di Indonesia, tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan yang berkembang di kawasan Asia Tenggara,yang salah satunya Kebudayaan Dongson. Karena, masyarakat Dongson membuat perangkat yang pada masanya spektakuler, misalnya gendang, kapak, atau perhiasan dari perunggu. Teknologi dan desain peninggalan kebudayaan ini sendiri meninggalkan jejak pada peradaban di Indonesia. Pengaruh kebudayaan ini dapat dilihat  dari persebaran peralatan perunggu khas Dongson seperti kapak corong, nekara, arca, senjata, dan perhiasan. Yang dimana peralatan perunggu tersebut tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumbawa, Rote, Kei, serta Selayar.

·    Bukti-bukti adanya pengerjaan artefak logam di beberapa situs di Indonesia, yang tidak memiliki bahan baku logam mengidentifikasikan adanya perdagangan antar pulau.

·  Yang dimaksud batu - batu untuk keperluan irigasi adalah batu tersebut digunakan untuk menyumbat air sebagai sistem pengairan pada sawah atau perkebunan agar air tersebut bisa dibagi secara merata.

 

     Hasil Teknologi

·     Kapak Perunggu : Terbuat dari perunggu, digunakan sebagai alat upacara, benda perkakas dan benda pusaka.

·  Nekara : Genderang besar yang berfungsi sebagai alat upacara pemanggilan leluhur dan memanggil hujan, juga status sosial. Genedang besar sebagai status sosial itu misalnya membuat kelompok tertentu,yang dianggap kelompok sosial yang paling tinggi,nah pembagian kelompok sosial ini berdasarkan jumlah kekayaan harta yang mereka miliki.

·    Moko : Nekara kecil, yang berfungsi sebagai alat untuk upacara tarian adat, masa kawin dan simbol status sosial.

·        Candrasa : Digunakan untuk pelengkap atau hiasan pemujaan roh – roh nenek moyang.

·        Perhiasan : Berupa manik – manik, terbuat dari perunggu dan besi.

·        Arca Perunggu : Berbentuk manusia dan hewan, tebuat dari perunggu.

 

      Sistem Kepercayaan

·      Kebudayaan megalitik ini memicu lahirnya kepercayaan hubungan antara yang masih hidup dan yang sudah mati. Kepercayaan tentang roh – roh seseorang yang telah meninggal tidak hilang begitu saja namun mereka masih ada kehidupan di alam lain sendiri, dan muncul juga kepercayaan bahwa roh – roh manusia masih ada hubungannya dengan manusia yang masih hidup dan menganggap roh – roh tersebut masih mempunyai pengaruh dengan manusia yang masih hidup.

·     Pada zaman perundagian adalah penemuan Menhir (dicirikan sebongkah batu tegak dengan proporsi bentuk bagian tinggi lebih banyak dibandingkan bagian lebar maupun tebalnya), monolit, dolmen, kursi batu, punden berundak, tembok batu, jalanan batu, batu – batu untuk keperluan irigasi, peti batu, bilik batu, tempayan batu.

·  Persebaran berdasarkan penelitian ditemukan bukti mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung. Kemudian di Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Bali, Sumba, Sumbawa, Flores, Timor, Sabu, Maluku dan Papua.


Referensi :

Simanjutak, Truman, and Harry Widianto. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah: Jilid 1. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Poesponegoro. 1993.

Sejarah Nasional Indonesia 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta Sederhana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE